WIRANTO : Menuju R1 demi Kesejahteraan Rakyat
Wiranto ialah salah seorang kandidat presiden dari kalangan mantan jenderal. Sosok yang sudah muncul sedari pemerintahan Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Sebuah bukti bahwa Wiranto mampu bertahan di tengah arus perubahan politik dan ekonomi di negeri ini. Beliau dikenal sebagai pemimpin nasional yang berani, tegas dan patuh pada konstitusi negara.
Sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat, mantan jenderal bintang empat ini memiliki peluang untuk bersaing dengan kandidat lainnya. Dalam setiap jajak pendapat yang diselenggarakan oleh lembaga survei, namanya selalu masuk dalam daftar. Pertanda bahwa namanya memang patut diperhitungkan di kancah politik nasional.
Dahulu didukung oleh Partai Golongan Karya, namun setelah kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2004, ia bersama kawan-kawan perjuangannya mendirikan partai sendiri, yang diberi nama Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Untuk mendukung Wiranto, Partai Hanura sudah bersiap-siap sedari awal. Kini memiliki 33 Dewan Perwakilan Daerah (DPW), dan 460 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) tingkat kota dan kabupaten. Para pendukung Wiranto mendirikan pula Pos Relawan Wiranto di seluruh penjuru Indonesia.
Tak disangkal bahwa ia memiliki kedekatan dengan kalangan organisasi massa Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammdiyah. Kedekatannya dengan kalangan Nahdlatul Ulama dijalin lewat Solahuddin Wahid, tokoh di organisasi keagaaman terbesar di Indonesia. Pak Wir, sapaan akrabnya, dikenal dekat dengan semua pihak. Memiliki sikap yang mudah membaur dan akrab dengan perbagai golongan. Tak heran bila dikenal sebagai mantan jenderal yang dekat dengan aura demokrasi.
Namun sebagai kandidat presiden dari berlatar militer, Wiranto tak sendirian. Masih ada Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut persaingan. Dua nama terakhir juga memiliki kendaraan politik sendiri, dan memiliki tingkat popularitas yang tak jauh berbeda.
Tentang pemimpin ideal, Wiranto mengatakan, “Pemerintah yang dibangun berdasar koalisi, dibutuhkan pemimpin yang tegas, berani ambil keputusan untuk rakyat. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang tidak mengharapkan apa-apa, tapi pemimpin yang ingin mengabdikan apa-apa,” ujarnya. “Saya tidak hanya mau, tetapi karena saya juga mampu. Oleh karena itu saya siap,” tegasnya ketika ditanya kesiapannya masuk bursa R1.
Wiranto mengusung isu kesejahteraan rakyat, pekerjaan bagi penggangguran dan pengurangan kemiskinan. “Tingkat keberhasilan pemerintah, kalau pemerintah sudah bisa memberikan pekerjaan dan kesejahteraan rakyat serta mampu mengurangi kemiskinan,” tegasnya (24/6/2008). Pernyataan yang sama muncul di iklan Wiranto dan Partai Hati Nurani Rakyat, menegaskan impiannya membangun Indonesia yang terbebas dari kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan rakyat. Namun, hingga kini, Wiranto belum mengumumkan secara resmi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mensejahterakan rakyat.
Sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat, mantan jenderal bintang empat ini memiliki peluang untuk bersaing dengan kandidat lainnya. Dalam setiap jajak pendapat yang diselenggarakan oleh lembaga survei, namanya selalu masuk dalam daftar. Pertanda bahwa namanya memang patut diperhitungkan di kancah politik nasional.
Dahulu didukung oleh Partai Golongan Karya, namun setelah kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2004, ia bersama kawan-kawan perjuangannya mendirikan partai sendiri, yang diberi nama Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Untuk mendukung Wiranto, Partai Hanura sudah bersiap-siap sedari awal. Kini memiliki 33 Dewan Perwakilan Daerah (DPW), dan 460 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) tingkat kota dan kabupaten. Para pendukung Wiranto mendirikan pula Pos Relawan Wiranto di seluruh penjuru Indonesia.
Tak disangkal bahwa ia memiliki kedekatan dengan kalangan organisasi massa Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammdiyah. Kedekatannya dengan kalangan Nahdlatul Ulama dijalin lewat Solahuddin Wahid, tokoh di organisasi keagaaman terbesar di Indonesia. Pak Wir, sapaan akrabnya, dikenal dekat dengan semua pihak. Memiliki sikap yang mudah membaur dan akrab dengan perbagai golongan. Tak heran bila dikenal sebagai mantan jenderal yang dekat dengan aura demokrasi.
Namun sebagai kandidat presiden dari berlatar militer, Wiranto tak sendirian. Masih ada Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut persaingan. Dua nama terakhir juga memiliki kendaraan politik sendiri, dan memiliki tingkat popularitas yang tak jauh berbeda.
Tentang pemimpin ideal, Wiranto mengatakan, “Pemerintah yang dibangun berdasar koalisi, dibutuhkan pemimpin yang tegas, berani ambil keputusan untuk rakyat. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang tidak mengharapkan apa-apa, tapi pemimpin yang ingin mengabdikan apa-apa,” ujarnya. “Saya tidak hanya mau, tetapi karena saya juga mampu. Oleh karena itu saya siap,” tegasnya ketika ditanya kesiapannya masuk bursa R1.
Wiranto mengusung isu kesejahteraan rakyat, pekerjaan bagi penggangguran dan pengurangan kemiskinan. “Tingkat keberhasilan pemerintah, kalau pemerintah sudah bisa memberikan pekerjaan dan kesejahteraan rakyat serta mampu mengurangi kemiskinan,” tegasnya (24/6/2008). Pernyataan yang sama muncul di iklan Wiranto dan Partai Hati Nurani Rakyat, menegaskan impiannya membangun Indonesia yang terbebas dari kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan rakyat. Namun, hingga kini, Wiranto belum mengumumkan secara resmi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mensejahterakan rakyat.
dikutip dari www.hanura.com
Cetak Halaman Ini
Baca juga ini :